Jumat, 22 April 2011

IDOLA REMAJA (Jum'at 22 April 2011)

IDOLA REMAJA

KEUNTUNGAN :

  1. MENJADI MOTIVASI UNTUK MENJADI KAYA DAN TERKENAL SEPERTI IDOLANYA (DALAM ARTI YANG POSITIF)
  2. MENUMBUHKAN SEMANGAT DALAM HIDUP UNTUK MENIRU PERILAKU IDOLANYA

KERUGIAN :

  1. YANG KAYA DAN TERKENAL TETAP IDOLANYA
  2. HABIS WAKTU UNTUK MENONTON IDOLANYA
  3. BILA PERILAKU IDOLANYA BERBUAT SALAH CENDERUNG AKAN TUTUP MATA DAN TETAP MEMBELANYA
Rasulullah Idolaku

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Tahu gak siapa Muhammad itu? Yang jelas Muhammad yang ini pasti bukan tukang cendol di depan sekolah atau tukang sol sepatu yang ngider di kompleks rumah kamu. Muhammad yang ini adalah Rasul dan Nabi kita, yang udah Allah jadiin sebagai suri teladan buat seluruh manusia, termasuk kamu!!! Muhammad tuh bukan Malaikat, apalagi hanya seorang Songoku. Yang jelas, beliau itu cuma manusia biasa, bedanya beliau itu utusan Allah (Nabi) yang panggilannya ‘Rasulullah’.
Kata para sahabat, Rasul itu lebih indah dari bulan purnama dan jalannya itu cepet!! Bahkan ada sahabat yang sampe kecape’an ngikutin jalannya Rasul, padahal Rasulullah sendiri masih tenang-tenang aza saat itu, cuman cepetnya beliau itu bukannya cepet yang terburu-buru kayak ada yang ngejar.
Nah, kan ada pepatah yang bilang bahwa tak kenal maka tak sayang. Sekarang kita simak sekelumit sifat-sifat beliau, cuman sekelumit looh! Kalo semuanya bisa-bisa mentoringnya seharian atau mungkin ratusan… (leebih!!!) O..k deh, kita mulai aza supaya cepet bisa kita contoh dan terapin.
Sifat Rasul yang pertama adalah :


A.

Kesabaran





Waktu perang Uhud (tau khan perang Uhud yang mana?) ada cerita, kaya’ gini ceritanya.


Muslim meriwayatkan bahwa Rasulullah berada di antara tujuh orang Anshar dan dua orang Muhajirin pada waktu perang Uhud. Orang-orang musyrik menekan sampai mendekati Nabi. Salah satu di antara mereka melemparkan sebuah batu yang menimpuk hidung dan gigi serta melukai wajah beliau. Darah segar berleleran dari luka-luka itu. Orang musyrik yang menimpuk beliau berkoar-koar bahwa Rasulullah sudah terbunuh. Orang-orang Islam menjadi kacau-balau. Sebagian ada yang kembali ke Madinah. Sisa orang yang berjaga di atas bukit berbaur dengan para sahabat. Mereka tidak tahu apa yang mesti mereka lakukan.


Rasulullah segera mencabut anak panah dari sarungnya lalu diberikan kepada Sa’ad bin Abi Waqash seraya berkata, “Dengan tebusan ayah dan ibuku, tembaklah!” Abu Thalhah Al-Anshary yang berperang di samping Rasulullah SAW adalah seorang penembah jitu. Setiap ia menembakkan anak panah, beliau memandang ke mana anak panah itu mencari mangsa.


Pada situasi yang kritis seperti ini, ada sebagian orang-orang Islam (dari kelompok munafiqin) yang lari menghindar. Sehingga yang bersama Rasulullah tinggal beberapa orang dalam jumlah yang kecil. Beliau tetap sabar dan memimpin pasukannya menghadapi musuh yang jumlahnya jauh lebih besar, yaitu sebanyak 3000 personil.


Kenyataannya, Rasulullah tidak kalah. Dengan mengerahkan segenap keberanian, beliau dan orang-orang Islam tetap terus bangkit. Hingga akhirnya orang-orang musyrik baru menyadari bahwa kerugian mereka lebih besar daripada keuntungan yang diimpikan. Kesabaran macam apakah ini?


Perlu pula ditambahkan bahwa orang-orang musyrik yang mengumumkan kematian beliau, berkoar-koar ke sana ke mari. Beliau tidak tahu persis siapa yang berbuat seperti itu. Itulah gambaran kesabaran dalam menghadapi suasana kritis, dan tidak membuat pelakunya melalaikan tanggung jawab.


Coba bayangin, Rasulullah waktu itu kan udah luka-luka tuh… pasukannya juga udah ‘gak imbang lagi lawan jumlah tentara musuh. Kalo diibaratin maen bola mungkin keadaannya kayak 11 orang vs 5 orang kali (ka..li???! bener lagi…) Bayangin deh kalo maen bola posisi kita kayak gitu banyak yang kena kartu merah, bisa-bisa nangis deh (kalo gak nyerah itu juga…). But what had happen back then, Rasulullah tetap istiqamah, sampe Allah menentukan. Maka begitu pula kita… kita harus sabaran, jangan cepet marah kalo lagi emosi, jangan cepet putus asa kalo ngadepin kesulitan, pokoknya sabar deh… asal jangan sabar terus tapi gak pernah berusaha, itu mah dodol!!!




Terus sifat beliau yang kedua adalah :




B.

Kasih sayang





Setelah merasakan berbagai siksaan dan penderitaan yang dilancarkan kaum Quraisy, Rasulullah berangkat ke Tha’if, mencari dukungan dan perlindungan dari Bani Tsaqif, dan mengharap agar mereka dapat menerima ajaran yang dibawanya dari Allah. Setibanya di Tha’if, beliau menuju tempat para pemuka Bani Tsaqif, sebagai orang-orang yang berkuasa di daerah. Beliau berbicara tentang Islam dan mengajak mereka supaya beriman kepada Allah. Tapi ajakan beliau itu ditolak mentah-mentah dan dijawab secara kasar. Kemudian Rasulullah bangkit meninggalkan mereka seraya mengharap supaya mereka menyembunyikan kedatangan ini dari kaum Quraisy, tetapi mereka pun menolaknya.


Mereka lalu mengerahkan kaum penjahat dan para budak untuk mencerca dan melemparinya dengan batu sehingga mengakibatkan cedera pada kedua kaki Rasulullah. Zaid bin Haritsah berusaha keras melindungi beliau, tetapi kewalahan, sehingga ia sendiri terluka pada kepalanya. Rasulullah kembali dengan perasaan tidak menentu sehingga baru tersentak dan tersadar ketika sampai di Qarnu’ts-Tsa’alib. Lalu Rasulullah mengangkat kepalanya, dan tiba-tiba melihat awan menaunginya. Kemudian beliau pandang dan tiba-tiba muncul Jibril, memanggilnya seraya berkata “Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan dan jawaban kaummu terhadapmu, dan Allah telah mengutus malaikat penjaga gunung untuk engkau perintahkan sesukamu.” Kemudian malaikat penjaga gunung memanggil Rasulullah dan mengucapkan salam kepadanya, lalu berkata, “Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan kaummu terhadapmu; jika engkau suka aku bisa membalikkan gunung.Akhsyabin di atas mereka.” Rasulullah menjawab, “Bahkan aku menginginkan semoga Allah berkenan mengeluarkan dari anak keturunan mereka yang menyembah Allah semata, tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun.”


Bisa bayangin ‘gak, ada orang yang ditimpukin ama batu sampe berdarah-darah, malah ngedoain kebaikan buat orang nimpukin.!!? (bisa ‘gak ngebayanginnya…). Padahal waktu itu Malaikat Jibril udah nawarin jasanya buat ngegencet orang-orang Tha’if pake gunung!! Tinggal minta doang…, tapi itulah kasih sayang Rasulullah, bahkan sama orang-orang jahat sekalipun beliau masih menunjukkannya. Dan ternyata apa yang dido’akan Rasulullah terwujud, dengan banyaknya para pembela Islam dilahirkan di Tha’if.




And the third is…




C.

Kelembutan





Salah satu sifat Rasulullah adalah… sifatnya yang lembut, tapi lembutnya bukan yang lemah gemulai. K’lo itu mah penari kali yah… Nah, ada cerita lagi mengenai gimana sih lembutnya Rasulullah. Gini nih ceritanya…


Ahmad meriwayatkan dari Aisyah R.A., ia berkata, “Satu kali pun Rasulullah tidak pernah memukul pembantu dengan tangannya, tidak pula memukul wanita dengan tangannya kecuali untuk berjihad di jalan Allah. Tidak ada yang lebih baik antara dua hal kecuali yang paling disenanginya melainkan yang paling mudah. Kalau menjadi perbuatan dosa, maka beliau adalah yang paling jauh dari perbuatan dosa. Beliau juga tidak mendendam untuk dirinya dari sesuatu yang diberikan kepadanya sehingga melanggar larangan-larangan Allah. Kalaupun mendendam hanya karena Allah semata. Abu Nu’aim meriwayatkan dari Aisyah R.A., ia berkata, “Pada suatu hari Rasulullah sedang bersama para sahabat. Aku membuat makanan untuknya, begitu pula Hafsah. Namun Hafsah lebih terampil dariku, sehingga ia lebih cepat selesai dariku. Aku berkata kepada budak perempuan, “Segeralah kau pergi, dan tumpahkan mangkuk Hafsah!”


Ketika Hafsah hendak meletakkan mangkuknya di tangan Rasul, budak yang kusuruh segera menumpahkan mangkuk sehingga makanan di dalamnya berserakan di tanah. Beliau mengumpulkan makanan yang berserakan di tanah, lalu mereka pun memakan bersama. Aku bangkit menyodorkan mangkukku, lalu disodorkan Nabi kepada Hafsah seraya berkata, “Ambillah satu bejana untuk digantikan dengan bejanamu, lalu makanlah apa yang ada di dalamnya.”


“Aku tidak melihat sesuatu yang ganjil di wajah Rasulullah karena peristiwa ini.”


Nah itulah kelembutan Rasulullah, bayangin seorang majikan yang ‘gak pernah mukul pembantunya, seorang pemimpin yang tidak mendendam untuk dirinya, seorang suami yang baek bener sama istrinya.




Yang keempat adalah…




D.

Kedermawanan





Rasulullah adalah seorang dermawan. Bahkan dalam catatan sejarah, beliau tidak pernah nolak ketika dimintain sesuatu. Ada juga ceritanya, gini nih ceritanya…


Ahmad meriwayatkan dari Anas bahwa Rasulullah tidak pernah menolak suatu permintaan yang atas dasar Islam. Ia berkata, “Ada seorang laki-laki datang kepada beliau lalu meminta untuk memberikan sekumpulan domba yang sangat banyak jumlahnya yang memenuhi dua bukit dari domba-domba shadaqah. Orang itu kembali kepada kaumnya lalu berkata kepada mereka, “Wahai kaumku, masuklah Islam! Sesungguhnya Muhammad memberi suatu pemberian dan tidak takut miskin.”


Kita bisa melihat bagaimana dermawannya Rasulullah dan beliau tidak takut akan miskin, seandainya bila Rasul mau, beliau dapat minta kepada Allah agar diberikan harta yang banyak, dan pasti akan dikabulkan oleh Allah. Tetapi Rasul lebih menyukai kesederhanaan, dan dapat merasakan penderitaan orang-orang yang tidak mampu.

10 Desain Sempurna Pada Bumi, Bukti Kesempurnaan Tuhan Sang Pencipta

10 Desain Sempurna Pada Bumi, Bukti Kesempurnaan Tuhan Sang Pencipta


Salah satu temuan mutakhir di dunia sains yang menjadi buah bibir di kalangan ilmuwan adalah apa yang disebut prinsip antropis.

Salah satu temuan mutakhir di dunia sains yang menjadi buah bibir di kalangan ilmuwan adalah apa yang disebut prinsip antropis.

Prinsip ini mengungkapkan bahwa setiap detail yang terdapat di alam semesta telah dirancang dengan ketepatan yang sempurna untuk memungkinkan manusia hidup. Contoh kecil dari prinsip antropis ini dapat kita temukan pada fakta-fakta yang berkaitan dengan keberadaan bumi.


Dalam hal ini, seorang astronom amerika Hugh Ross dalam bukunya yang berjudul 'The Fingerprint of God, Recent Scientific Discoveries Reveal The Unmistakable Identitiy of The Creator' telah membuat daftarnya sendiri sebagai berikut.


1. Jarak bumi dengan matahari


Jarak matahari ke bumi adalah 149.669.000 kilometer (atau 93.000.000 mil). Jarak ini dikenal sebagai satuan astronomi dan biasa dibulatkan (untuk penyederhanaan hitungan) menjadi 148 juta km.


Dibandingkan dengan bumi, diameter matahari kira-kira 112 kalinya. Gaya tarik matahari kira-kira 30 kali gaya tarik bumi. Sinar matahari menempuh masa 8 menit untuk sampai ke bumi.

Jika lebih jauh:
Planet bumi akan terlalu dingin bagi siklus air yang stabil.

Jika lebih dekat:
Planet bumi akan terlalu panas bagi siklus air yang stabil




2. Gravitasi di permukaan bumi


Gravitasi permukaan dari sebuah obyek astronomi (planet, bintang, dll) adalah percepatan gravitasi yang berlaku pada permukaan obyek tersebut. Gravitasi permukaan bergantung pada massa dan radius obyek tersebut. Seringkali gravitasi permukaan dinyatakan sebagai rasio dengan ketentuan yang berlaku di bumi.

Jika lebih kuat:
Atmosfer bumi akan menahan terlalu banyak gas beracun (amoniak dan methana)

Jika lebih lemah:
Atmosfer bumi akan terlalu tipis karena banyak kehilangan udara





3. Periode rotasi bumi


Rotasi bumi merujuk pada gerakan berputar planet bumi pada sumbunya dan gerakan di orbitnya mengelilingi matahari.

Jika lebih lama:
Perbedaan suhu pada siang dan malam hari terlalu besar

Jika lebih cepat:

Kecepatan angin pada atmosfer terlalu tinggi




4. Albedo


Albedo merupakan sebuah besaran yang menggambarkan perbandingan antara sinar matahari yang tiba di permukaan bumi dan yang dipantulkan kembali ke angkasa dengan terjadi perubahan panjang gelombang (outgoing longwave radiation).

Perbedaan panjang gelombang antara yang datang dan yang dipantulkan dapat dikaitkan dengan seberapa besar energi matahari yang diserap oleh permukaan bumi.

Jika lebih besar:
Zaman es tak terkendali akan terjadi

Jika lebih kecil:
Efek rumah kaca tak terkendali akan terjadi





5. Aktivitas gempa


Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut.

Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.

Jika lebih besar:
Terlalu banyak makhluk hidup binasa

Jika lebih kecil:
Bahan makanan dasar laut tidak akan didaur ulang ke daratan melalui pengangkatan tektonik





6. Ketebalan kerak bumi


Kerak bumi adalah lapisan terluar bumi yang terbagi menjadi 2 kategori, yaitu kerak samudra dan kerak benua. Kerak samudra mempunyai ketebalan sekitar 5-10 km, sedangkan kerak benua mempunyai ketebalan sekitar 20-70 km.


Penyusun kerak samudra yang utama adalah batuan basalt, sedangkan batuan penyusun kerak benua yang utama adalah granit, yang tidak sepadat batuan basalt. Kerak bumi dan sebagian mantel bumi membentuk lapisan litosfer dengan ketebalan total kurang lebih 80 km.

Jika lebih tebal:
Terlalu banyak oksigen berpidah dari atmosfer ke kerak bumi

Jika lebih tipis:
Aktivitas tektonik dan vulkanik akan terlalu besar




7. Medan magnet bumi


Magnetosfer bumi adalah suatu daerah di angkasa yang bentuknya ditentukan oleh luasnya medan magnet internal bumi, plasma angin matahari, dan medan magnet antarplanet.

Di magnetosfer, campuran ion-ion dan elektron-elektron bebas baik dari angin matahari maupun ionosfir bumi dibatasi oleh gaya magnet dan listrik yang lebih kuat daripada gravitasi dan tumbukan.

Jika lebih kuat:
Badai elektromagnetik akan terlalu merusak

Jika lebih lemah:
Kurangnya perlindungan dari radiasi berbahaya yang berasal dari luar angkasa




8. Interaksi gravitasi dengan bulan



Bulan yang ditarik oleh gaya gravitasi bumi tidak jatuh ke bumi disebabkan oleh gaya sentrifugal yang timbul dari orbit bulan mengelilingi bumi.

Besarnya gaya sentrifugal bulan adalah sedikit lebih besar dari gaya tarik menarik antara gravitasi bumi dan bulan. Hal ini menyebabkan bulan semakin menjauh dari bumi dengan kecepatan sekitar 3,8cm/tahun.

Jika lebih besar:
Efek pasang surut pada laut, atmosfer dan periode rotasi semakin merusak

Jika lebih kecil:
Perubahan tidak langsung pada orbit menyebabkan ketidakstabilan iklim




9. Kadar karbondioksida dan uap air dalam atmosfer


Atmosfer bumi terdiri atas nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan sedikit argon (0.9%), karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya.

Atmosfer melindungi kehidupan di bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari matahari dan mengurangi suhu ekstrem di antara siang dan malam.

75% dari atmosfer ada dalam 11 km dari permukaan planet. Atmosfer tidak mempunyai batas yang langsung tapat berbatasan, tetapi agak menipis lambat laun dengan menambah ketinggian, tidak ada batas pasti antara atmosfer dan angkasa luar.


Jika lebih besar:
Efek rumah kaca tak terkendali akan terjadi

Jika lebih kecil:
Efek rumah kaca tidak memadai






10. Kadar ozon dalam atmosfer


Ozon terdiri dari 3 molekul oksigen dan amat berbahaya pada kesehatan manusia. Secara alamiah, ozon dihasilkan melalui percampuran cahaya ultraviolet dengan atmosfer bumi dan membentuk suatu lapisan ozon pada ketinggian 50 kilometer.

Ozon tertumpu di bawah stratosfer di antara 15 dan 30 km di atas permukaan bumi yang dikenal sebagai 'lapisan ozon'.

Ozon dihasilkan dengan pelbagai persenyawaan kimia, tetapi mekanisme utama penghasilan dan perpindahan dalam atmosfer adalah penyerapan tenaga sinar ultraviolet (uv) dari matahari.

Jika lebih besar:
Suhu permukaan bumi terlalu rendah

Jika lebih kecil:
Suhu permukaan bumi terlalu tinggi, terlalu banyak radiasi ultraviolet



Daftar di atas hanyalah sedikit contoh dari sekian banyaknya data yang melimpah tentang adanya prinsip antropis.


Namun, yang sedikit inipun cukup untuk menghancurkan mitos yang dipercaya para ilmuan materialis, yaitu bahwa keberadaan bumi beserta kehidupan yang terdapat padanya terjadi secara kebetulan melalui serangkaian peristiwa acak tanpa perencanaan.

Siapapun yang mempelajari data-data ini tidak akan gagal untuk sampai pada kesimpulan bahwa bumi ini merupakan tempat yang telah dirancang dengan tingkat kerumitan yang tak terbayangkan dan dengan kesesuaian yang sempurna demi keberlangsungan kehidupan di dalamnya.



Sumber :
danish56.blogspot.com

Foto2 Ikatan Remaja Islam Masjid At Tammimah







Kamis, 24 Maret 2011

Lima Keutamaan Istighfar

Lima Keutamaan Istighfar

Muhammad Shalih Al-Khuzaim dalam bukunya Shifat Shalat Qiyamullail, menjelaskan bahwa istighfar merupakan penutup amal saleh, penutup shalat, haji, puasa, dan juga penutup majelis. Istighfar berfungsi untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang diperbuat selama melaksanakan ibadah tersebut. Selain itu, istighfar juga sebagai penyebab utama mendapatkan ampunan Allah SWT.

Karena itu, setiap Muslim hendaknya memperbanyak istighfar dalam berbagai kesempatan. Minimal mengucapkan: Astaghfirullah, Rabbighfirli, Allahummaghfirli, dan yang lainnya. Melalui istighfar tersebut seseorang akan memperoleh banyak keutamaan.

Pertama, dihapus kejelekannya dan diangkat derajatnya. “Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS An-Nisa’ [4]: 110).

Kedua, dilapangkan rezeki, anak, harta, dan penyebab turunnya hujan. “Maka Aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?” (QS Nuh [71]: 10-13).

Ketiga, ditambah kekuatannya. “Dan (dia berkata): ‘Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa’.” (QS Hud [11]: 52).

Keempat, dilenyapkan dosanya. Setiap dosa meninggalkan noda hitam pada hati. Noda hitam bisa lenyap dengan melakukan istighfar. “Sesungguhnya bila seorang Mukmin melakukan satu dosa, pada hatinya timbul satu noda hitam. Bila dia bertobat, berhenti dari maksiat, dan beristighfar, niscaya mengilap hatinya.” (HR Ahmad).

Kelima, dimudahkan segala urusannya. “Barangsiapa membiasakan diri untuk beristighfar, Allah akan memberikan jalan keluar baginya dari setiap kesulitan, akan memberikan kebahagiaan dari setiap kesusahan, dan akan memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (HR Abu Daud dan Ibnu Majah).

Untuk itu, ketahuilah, dalam sebuah atsar disebutkan bahwa, “Sesungguhnya Iblis pernah berkata: ‘Aku membinasakan manusia dengan dosa, dan mereka membinasakanku dengan La Ilaha Illallah dan istighfar’.” Wallahu a’lam.

Buah dari Taqwa

Buah dari Taqwa

Orang yang paling mulia disisi Allah adalah orang taqwa. Jadi di pandangan Allah orang-orang seperti inilah yang mulia. Allah lah yang tahu siapa diantara hambaNya yang taqwa. Allah lah yang memahami siapa yang taqwa itu. Jadi taqwa merupakan ukuran kemuliaan disisi Allah, bukan disisi manusia.

Orang yang bertaqwa akan senantiasa berdzikir kepada Allah dalam perjalanan hidupnya. Dzikir kepada Allah merupakan tanda senantiasa ingat kepada Allah. Dan ingat kepada Allah merupakan tanda bahwa dirinya dicintai Allah. Jadi disinilah terasakan bagaimana ketaqwaan ini akan dibimbing oleh Allah sehingga kehidupannya senantiasa penuh berkah.

Harta bukan satu-satu jalannya menuju taqwa kepada Allah. Demikian juga ilmu, keturunan dan kedudukan. Orang bertaqwa menempatkan ketundukan dirinya kepada Allah sebagai sebuah tanda bahwa dirinya adalah hamba Allah. Hamba yang tergantung kepada Allah. Hamba yang ruhnya ketika dipanggil Allah akan ridha. Hamba yang merasa tenang dalam segala keadaan baik di masa sulit dan senang, masa berkdudukan atau tidak, masa kaya atau kekurangan, karena berdzikir kepada Allah menimbulkan ketenteraman.

Merasakan bagaimana taqwa ini menjadikan Allah sebagai pembimbing, sebagai gantungan dan harapan. Semuanya tidak hanya sampai kepada akal dan logika tetapi taqwa juga melingkupi dan terutama dalam qalbu. Sehingga orang bertaqwa ketika disebut nama Allah bergetar hatinya, terasakan sekali bagaimana kehadiranNya di dunia ini.
Mereka yang bertaqwa akan mendapatkan buahnya di dunia maupun di akhirat.

1. Mendapatkan jalan keluar dari kesulitan
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar. (65:2)

2. Mendapatkan rezeki tanpa diduga-duga
dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. (65:3)

3. Mendapatkan kemudahan dalam urusannya
....dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. (65:4)

4. Mendapatkan jalan keluar dari kesulitan
Barangsiapa epada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar. (65: bertakwa k2)

5. Mendapatkan sikap furqan
Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan. dan Kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. dan Allah mempunyai karunia yang besar. (8:29)

6. Mendapatkan berkah dari langit dan bumi
Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (7:96)


7. Menerima penghapusan dan pengampunan dosa
29. Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan. dan Kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. dan Allah mempunyai karunia yang besar. (8:29)


.... Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya. (65:5)

Mereka yang Allah masukkan sebagai orang bertaqwa niscaya mendapat keberuntungan dan kebahagiana hidup di dunia dan akhirat. Namun demikian tidak selalu menjadi indikator bahwa orang-orang bertaqwa itu kaya dan tinggi kedudukannya. Allah lah yang akan menentukan semuanya, kewajiban kita adalah bertaqwa hanya kepada Allah Swt.

SHOHIHUL IBADAH

SHOHIHUL IBADAH :

1. Adik mengetahui syarat-syarat diterimanya ibadah.
2. Adik termotivasi untuk senantiasa memperbaiki kualitas ibadahnya.
3. Menjadikan ibadah sebagai suatu kebutuhan dengan mengetahui keutamaan-keutamaannya.
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku.” (QS. 51:56)

A. IBADAH DALAM ISLAM DAN SYARAT DITERIMANYA IBADAH
Ibadah menurut terminologi Islam adalah setiap aktivitas Muslim yang dilakukan ikhlash hanya karena Allah, penuh rasa cinta dan sesuai dengan aturan Allah dan Rasul-Nya. Islam memiliki konsep ibadah yang integral. Artinya ibadah dalam Islam tidak hanya sebatas yang berbentuk “syi’ar” yang utama yang tercantum dalam rukun Islam yang lima. Namun mencakup semua aktifitas yang terkait dengan kehidupan manusia di dunia dan di akhirat, seperti dalam firman-Nya : “Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah Robbul ‘alamin” (QS. 6: 162)
Bentuk lain dari integritas ibadah dalam Islam mencakup lisan, hati, pemikiran/aqal dan anggota tubuh lainnya, salah satu contohnya ialah ibadah sholat.

Disamping itu, ibadah dalam Islam harus dikerjakan dengan :
1. Ikhlash, semata-mata mengharap ridha Allah SWT
“Mereka tidak diperintah kecuali untuk beribadah kepada Allah, seraya mengikhlashkan diri-Nya dalam (menjalankan) islam., supaya mereka mendirikan sholat, menunaikan zakat. Dan yang demikian itulah dien yang lurus.” (QS. 98: 5)
Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya amal-amal itu hanya tergantung kepada niatnya …”

2. Mahabbah dan Thoat (penuh rasa cinta dan tunduk)
“Dan diantara manusia ada yang menjadikan Ilah-Ilah tandingan selain Allah. Mereka mencintainya seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang benar-benar beriman, mereka lebih mencintai Allah …” (QS. 2 : 165) , QS. 9 : 24

3. Sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW
“Katakanlah, jika kamu benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku, maka Allah pasti mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. 3 : 31)
“Sholatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku sholat” (al-hadits)
“Barangsiapa mengerjakan suatu amal yang tidak menurut perintah kami, maka ia tertolak.” (HR. Muslim)

4. Istiqomah
“Hendaklah kamu istiqomah seperti yang diperintahkan.” (QS. 11 : 112)

5. Iqtishod, artinya dilakukan berdasarkan fitrah, sesuai dengan kapasitas dan tidak memisahkan antara yang satu dengan yang lain.
Aisyah meriwayatkan : “Ketika Rasulullah SAW masuk ke rumahnya, disampingnya ada seorang wanita, Rasul bertanya, “Siapakah wanita itu?” Aisyah menjawab : “Fulanah” sambil menyebutkan shalat yang dilakukannya. Lalu Rasulullah brkata : “Jangan begitu!Kamu lakukan sesuai kemampuanmu. Demi Allah, Dia tidak akan bosan (memberimu ganjaran pahala) sehingga kamu bosan (melakukan ibadah). Ajaran Islam yang paling dicintai-Nya ialah yang dilakukan dengan konsisten.” (Muttafaqun ‘alaih)

B. BUAH DARI IBADAH
Ibadah yang benar pasti melahirkan buah dan hasil yang dapat dirasakan di dunia dan juga di akhirat kelak. Diantaranya :

1. Taqwa
“Wahai manusia, beribadahlah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” (QS. 2 : 21)

2. Terhindar dari perbuatan keji dan mungkar.
“Bacalah apa yang diwahyukan kepadamu dari kitab itu. Dan tegakkanlah sholat, karena sholat itu mencegah dari praktek keji dan munkar, dan sesungguhnya mengingat Allah (dengan sholat) lebih besar (keutamaannya). Dan Allah mengetahui apa saja yang kamu kerjakan.”(QS. 29 : 45)

3. Diri dan harta menjadi suci (tazkiyatun nafs)
“Ambillah sebagian harta mereka sebagai zakat yang akan menyucikan diri mereka dan harta mereka dan berdo’alah untuk mereka, karena do’amu itu menjadi ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”(QS. 9 : 103)

4. Diri, fisik, dan psikis menjadi sehat.
”Dan orang-orang yang beriman itu, hatinya menjadi tenang dengan berdzikir kepada Allah itu menyebabkan hati menjadi tenang.”(QS. 13 : 28)
Rasulullah SAW bersabda : “Berpuasalah kamu, kamu menjadi sehat.”

5. Dimudahkan rezekinya dan anak keturunan menjadi banyak.
“Maka Aku katakan kepada mereka, mohonlah ampun (istighfar) kepada Allah, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia menurunkan hujan kepadamu dengan lebat, membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan sungai-sungai.” (QS. 71 : 10-12)

6. Meraih syurga dan dipelihara dari siksaan api neraka
QS. 3 : 15-17
Ibadah menurut pandangan Islam ialah sikap pasrah dan tunduk total kepada semua aturan Allah dan Rasul-Nya. Lebih dari itu ibadah dalam pandangan Islam merupakan refleksi syukur pada Allah SWTatas segala ni’matnya yang timbul dari dalam lubuk hati yang dalam dan didasari kepahaman yang benar. Pada gilirannya, ibadah tidak lagi dipandang semata-mata sebagai kewajiban yang memberatkan, melainkan suatu kebutuhan yang sangat diperlukan.
Sebab itu, tidak heran ketika Aisyah Ummul Mu’minin bertanya kepada Rasul yang sedang asyik beribadah di malam hari, sehingga kaki beliau terlihat membengkak. Padahal segala dosa beliau baik yang lalu maupun yang akan datang sudah diampuni Allah. Apa jawaban beliau? “Mengapa aku tidak menjadi hamba-Nya yang bersyukur”.
(Semoga kita termasuk ke dalam umatnya yang pandai bersyukur, ya …)

C. NIAT YANG IKHLAS ADALAH DASAR PENERIMAAN AMAL
“Meninggalkan amal karena manusia adalah ria, sedang beramal karena manusia adalah syirik. Dan ikhlas menyelamatkanmu dari kedua penyakit tersebut.”
Keberadaan niat harus disertai pembebasan dari segala keburukan, nafsu dan keduniaan, harus ikhlas karena Allah, agar amal-amal itu diterima di sisi Allah.
Al-Fudhail bin Iyadh berkata,”Sesungguhnya jika amal itu ikhlas namun tidak benar, maka dia tidak diterima, sehingga ia ikhlas dan benar. Yang ikhlas artinya amal itu dikerjakan karena Allah, dan yang benar jika amal itu dilakukan berdasarkan Sunah.”
Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, “Perkataan tidak bermanfaat kecuali dengan amal. Perkataan dan amal tidak bermanfaat kecuali dengan niat. Perkataan, amal dan niat tidak bermanfaat kecuali sesuai dengan Sunnah.”
Dari pembahasan diatas terlihat bahwa niat adalah ruh amal. Niat pula yang mengarahkan kemana amal akan ditujukan. Niat itu bergantung pada akidah dan nilai yang diyakininya. Selain itu pengetahuan, pemahaman, dan pengalamannya terhadap sesuatu juga mempengaruhi niat. Faktor lain yang juga tak kalah kuatnya adalah pengaruh dari lingkungan sekitar.
Apakah itu makna ikhlash? Ikhlash adalah jika pendorong iradahnya dalam hati berupa dorongan agama yang mampu menaklukan pendorong hawa nafsu, lebih mementingkan dan mengharapkan apa yang ada disisi Allah daripada apa yang ada di sisi manusia. (QS. 6 : 162-163)
Seorang Muslim yang ikhlash ketika beramal dalam dirinya hanya ada satu orientasi dan ghayah (tujuan) yaitu meniti jalan yang membawanya menuju kepada keridhoaan Allah. Seperti halnya seorang budak maka manusia yang ikhlas adalah budak yang memiliki satu tuan. Ia akan berusaha melakukan perbuatan yang membuat tuannya ridha dan menjauhi apa yang akan membuat tuannya murka. Amal yang dilakukan dengan keikhlasan akan berlangsung berkesinambungan karena keikhlasan akan memberikan kekuatan kepada seorang mukmin untuk terus beramal, pantang mundur dan tidak bermalas-malasan.
Ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan oleh setiap manusia dalam membentuk keikhlasan, diantaranya :

1. Hendaknya dalam diri seorang mukmin harus lahir sikap konsisten dan integral. Artinya ada kesesuaian antara apa yang ada dalam batinnya dengan yang tampak.

2. Hendaknya ia menganggap sama antara pujian manusia dan celaan mereka.
Bagi orang yang ikhlas, pujian hanya pantas untuk Allah saja, karena Dialah yang Maha Sempurna. Begitupun dengan celaan, bagi mereka celaan manusia akan tetap ada walaupun di sisi Allah mereka terpuji. Kita melihat bagaimana Rasul SAW tetap giat beramal dalam kondisi apappun dan berlaku baik pada semua orang baik yang mencelanya maupun yang memujinya.

3. Tidak memandang amal ikhlasnya
Saat kita merasa diri kita sudah beramal dengan ikhlas saat itu pulalah akan muncul penyakit hati berupa ‘ujub (mengagumi diri sendiri), lebih jauh akan jatuh kepada takabbur.
Ada baiknya kita perhatikan kalimat dari Abu Ayyub as Susy,”Selagi mereka melihat ikhlasnya sudah cukup maka ikhlas mereka itu masih membutuhkan ikhlas lagi.”

4. Tidak merasa aman dengan amalnya.
Dalam diri kita harus senantiasa hadir perasaan bahwa amal yang dilakukannya tidak sanggup menutupi ni’mat yang sudah diberikan oleh Allah SWT sekecil apapun ni’mat itu. Kita harus menyadari bahwa kesempatan untuk beramal hanya datang dari Allah.

5. Khawatir akan menyusupnya riya’ dan hawa nafsu ke dalam jiwa, sementara dia tidak merasakannya.
Secara sadar kita harus mengetahui bahwa syaithan memiliki seribu macam cara untuk menggelincirkan manusia. Bila ia tidak mampu menggiring seorang mukmin kepada kedurhakaan perbuatan secara dzahir maka ia akan mencoba menyeretnya ke dalam kedurhakaan batin dari amal-amal yang dilakukan mukmin tersebut.
“Orang-orang yang berilmu pasti akan binasa kecuali orang yang aktif beramal. Semua orang yang aktif beramal akan binasa kecuali yang ikhlas” (Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin)

Rabu, 26 Januari 2011

Mengenal Allah (Ma'rifatullah)

Makna Ma’rifatullah

• Ma’rifatullah berasal dari kala ma’rifah dan Allah. Ma’rifah berarti mengetahui, mengenal. Mengenal Allah bukan melalui zat Allah tetapi mengenal-Nya lewat tanda-tanda kebesaranNya (ayat-ayatNya).

Pentingnya Mengenal Allah

• Seseorang yang mengenal Allah pasti akan tahu tujuan hidupnya (QS 51:56) dan tidak tertipu oleh dunia .

• Ma’rifatullah merupakan ilmu yang tertinggi yang harus difahami manusia (QS 6:122). Hakikat ilmu adalah memberikan keyakinan kepada yang mendalaminya. Ma’rifatullah adalah ilmu yang tertinggi sebab jika difahami memberikan keyakinan mendalam. Memahami Ma’rifatullah juga akan mengeluarkan manusia dari kegelapan kebodohan kepada cahaya hidayah yang terang [6:122] .

• Berilmu dengan ma’rifatullah sangat penting karena:

a) Berhubungan dengan obyeknya, yaitu Allah Sang Pencipta.
b) Berhubungan dengan manfaat yang diperoleh, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, yang dengannya akan diperoleh keberuntungan dan kemenangan.

A. Jalan untuk mengenal Allah

1. Lewat akal:

• Ayat Kauniyah / ayat Allah di alam ini:
- fenomena terjadinya alam (52:35)
- fenomena kehendak yang tinggi(67:3)
- fenomena kehidupan (24:45)
- fenomena petunjuk dan ilham (20:50)
- fenomena pengabulan doa (6:63)

• Ayat Qur’aniyah/ayat Allah di dalam Al-Qur’an:
- keindahan Al-Qur’ an (2:23)
- pemberitahuan tentang umat yang lampau [9:70]
- pemberitahuan tentang kejadian yang akan datang (30:1-3, 8:7, 24:55)

2. Lewat memahami Asma’ul Husna:

- Allah sebagai Al-Khaliq (40:62)
- Allah sebagai pemberi rizqi (35:3, 11:6)
- Allah sebagai pemilik (2:284)
- dll. (59:22-24)

B. Hasil Mengenal Allah


Hasil dari mengenal Allah adalah peningkatan iman dan taqwa sehingga muncul beberapa hal di bawah ini:
a. Kebebasan
Dengan mengenal Allah kiat menjadi manusia yang bebas, tidak menjadi budak sesama makhluk dan tidak juga menyembah apapun kecuali Allah SWT yang memang berhak untuk disembah. (QS. Al An’am (6) : 82)
b. Memberi ketenangan. QS. Ar Ra’du (13) : 28
c. Keberkahan. QS Al A’raf (7) : 96
d. Kehidupan yang baik. QS. An Nahl (16) : 97
e. Syurga. QS. Yunus (10) : 25-26
f. Keridhaan Allah (Mardhatillah). QS. Al Bayyinah (98) : 8

C. Hal-hal yang menghalangi ma’rifatullah :


• Kesombongan (QS 7:146; 25:21).
• Dzalim (QS 4:153) .
• Bersandar pada panca indera (QS 2:55) .
• Dusta (QS 7:176) .
• Membatalkan janji dengan Allah (QS 2:2&-27) .
• Berbuat kerusakan/Fasad .
• Lalai (QS 21:1-3) .
• Banyak berbuat ma’siyat .
• Ragu-ragu (QS 6:109-110)

Semua sifat diatas merupakan bibit-bibit kekafiran kepada Allah yang harus dibersihkan dari hati. Sebab kekafiranlah yang menyebabkan Allah mengunci mati, menutup mata dan telinga manusia serta menyiksa mereka di neraka. (QS 2:6-7)

Minggu, 09 Januari 2011

Mengecoh Monyet

Abu Nawas sedang berjalan-jalan santai. Ada kerumunan masa. Abu Nawas bertanya kepada seorang kawan yang kebetulan berjumpa di tengah jalan.

"Ada kerumunan apa di sana?" tanya Abu Nawas.

"Pertunjukkan keliling yang melibatkan monyet ajaib."

"Apa maksudmu dengan monyet ajaib?" kata Abu Nawas ingin tahu.

"Monyet yang bisa mengerti bahasa manusia, dan yang lebih menakjubkan adalah monyet itu hanya mau tunduk kepada pemiliknya saja." kata kawan Abu Nawas menambahkan.

Abu Nawas makin tertarik. la tidak tahan untuk me­nyaksikan kecerdikan dan keajaiban binatang raksasa itu.

Kini Abu Nawas sudah berada di tengah kerumunan para penonton. Karena begitu banyak penonton yang menyaksikan pertunjukkan itu, sang pemilik monyet dengan bangga menawarkan hadiah yang cukup besar bagi siapa saja yang sanggup membuat monyet itu mengangguk-angguk.

Tidak heran bila banyak diantara para penonton mencoba maju satu persatu. Mereka berupaya dengan beragam cara untuk membuat monyet itu mengangguk-angguk, tetapi sia-sia. Monyet itu tetap menggeleng-gelengkan kepala.

Melihat kegigihan monyet itu Abu Nawas semakin penasaran. Hingga ia maju untuk mencoba. Setelah berhadapan dengan binatang itu Abu Nawas bertanya,

"Tahukah engkau siapa aku?" Monyet itu menggeleng.

"Apakah engkau tidak takut kepadaku?" tanya Abu Nawas lagi. Namun monyet itu tetap menggeleng.

"Apakah engkau takut kepada tuanmu?" tanya Abu Nawas memancing. Monyet itu mulai ragu.

"Bila engkau tetap diam maka akan aku laporkan kepada tuanmu." lanjut Abu Nawas mulai mengancam. Akhirnya monyet itu terpaksa mengangguk-angguk.

Atas keberhasilan Abu Nawas membuat monyet itu mengangguk-angguk maka ia mendapat hadiah berupa uang yang banyak. Bukan main marah pemilik monyet itu hingga ia memukuli binatang yang malang itu. Pemilik monyet itu malu bukan kepalang. Hari berikutnya ia ingin menebus kekalahannya. Kali ini ia melatih monyetnya mengangguk-angguk.

Bahkan ia mengancam akan menghukum berat mo­nyetnya bila sampai bisa dipancing penonton mengangguk-angguk terutama oleh Abu Nawas. Tak peduli apapun pertanyaan yang diajukan.

Saat-saat yang dinantikan tiba. Kini para penonton yang ingin mencoba, harus sanggup membuat monyet itu menggeleng-gelengkan kepala. Maka seperti hari sebelumnya, banyak para penonton tidak sanggup memaksa monyet itu menggeleng-gelengkan kepala. Sete­lah tidak ada lagi yang ingin mencobanya, Abu Nawas maju. la mengulang pertanyaan yang sama.

"Tahukah engkau siapa daku?" Monyet itu mengangguk.

"Apakah engkau tidak takut kepadaku?" Monyet itu tetap mengangguk.

"Apakah engkau tidak takut kepada tuanmu?" pancing Abu Nawas. Monyet itu tetap mengangguk karena binatang itu lebih takut terhadap ancaman tuannya daripada Abu Nawas.

Akhirnya Abu Nawas mengeluarkan bungkusan kecil berisi balsam panas.

"Tahukah engkau apa guna balsam ini?" Monyet itu tetap mengangguk .

"Baiklah, bolehkah kugosok lehermu dengan balsam?" Monyet itu mengangguk.

Lalu Abu Nawas menggosok leher binatang itu. Tentu saja monyet itu merasa agak kepanasan dan mulai-panik.

Kemudian Abu Nawas mengeluarkan bungkusan yang cukup besar. Bungkusan itu juga berisi balsam.

"Maukah engkau bila balsam ini kuhabiskan untuk menggosok lehermu?" Abu Nawas mulai mengancam. Monyet itu mulai ketakutan. Dan rupanya ia lupa ancaman tuannya sehingga ia terpaksa menggeleng-gelengkan kepala sambil mundur beberapa langkah.

Abu Nawas dengan kecerdikan dan akalnya yang licin mampu memenangkan sayembara meruntuhkan kegigihan monyet yang dianggap cerdik.

Ah, jangankan seekor monyet, manusia paling pandai saja bisa dikecoh Abu Nawas!

Ahlak Kepada Orang Tua

Ahlak Kepada Orang Tua

1. Perlunya Izin dari Orangtua dlm berbagai hal :

“Bahwa seorang laki-laki yang berasal dari Yaman hijrah ke Rasulullas Salallahu Alaihi Wa Salam. Ia berkata : ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku sekarang sudah hijrah!’ Beliau bertanya ‘Sudahkah mereka memberimu izin ?’ jawabnya : ‘Belum’ sabda Beliau, ‘Pulanglah dan minta ijinlah kamu kepada mereka. Kalau sekiranya mereka memberimu izin, silahkan berjuang. Tetapi kalau tidak, berbuat baiklah kamu kepada mereka.”(HR Abu Dawud).

Disini agama Islam meletakkan keagungan orang tua dihadapan anak-anaknya dalam rangka berbakti dan berjuang di jalan Allah. Bukan semata-mata jihad kemudian orang tua ditinggalkan begitu saja tanpa dimintai izin sama sekali. Bahakan berangkat ke medan peperangan dinomorduakan jika memang belum memenuhi kebaktiannya kepada orang tua.


2. Berbakti pada Orangtua termasuk amalan baik yg dianjurkan Rasulullah :

Memperlakukan orang tua dengan baik termasuk amalan besar dan yang paling dicintai oleh Allah. Dari Abdullah bin Mas’ud :

“Aku pernah bertanya kepada nabi Salallahu Alaihi Wa Salam: ‘Amal yang manakah yang paling dicintai oleh Allah ?’ Jawab beliau :’Shalat pada waktunya’. Aku bertanya lagi:’Kemudian amal apa ?’ Jawab beliau :’’Berbuat baik pada orang tua’. Aku bertanya kagi:’Sesudah itu amal apa?’ Jawab beliau :’Jihad di jalan Allah”(HR Bukhari Muslim).


3. Prioritas Penghormatan terhadap Orangtua :

Dalam hal berbuat kebaikan kepada orang tua, memang sepantasnya ibu lebih banyak dicurahkan. Ini mengingat kerja payahnya semenjak ia mengandung sampai melahirkan ditambah lagi memenuhi semua keperluannya tidak pernah merasa bosan dan lelah. Dari Abu Hurairah :

“Telah datang seorang laki-laki menghadap Rasulullah Salallahu Alaihi Wa Salam lalu bertanya :’Wahai Rasulullah siapakah yang paling berhak aku pergauli dengan cara bagus ?’ Jawab beliau :’Ibumu!’. Kemudian ia bertanya lagi ‘Sesudah itu siapa?’ Jawab beliau :’Ibumu!’. ia bertanya lagi:’Sesudah itu siapa ?’ Jawab beliau :’Ibumu!’. Ia bertanya lagi :’Sesudah itu siapa?’ Jawab beliau :’Bapakmu!”(HR Bukhari Muslim)


4. Perbuatan tercela terhadap Orangtua :

“Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah :’Wahai Rabbku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.(QS. Al Isra :23-24).

Dari ayat diatas terlihat jelas bagaimana penting dan besarnya arti diri orang tua di sisi Allah Subhanahu Wa Ta ala. Jika beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta ala wajib maka berbakti kepada kedua orang tua juga wajib. Sebaliknya, kalau ingkar kepada-Nya adalah dosa besar, begitu pula durhaka kepada orang tua. Dan berbuat baik kepada orang tua bukan hanya semasa hidupnya akan tetapi sampai matipun si anak tetap wajib berbakti kepada mereka.

Sekiranya suatu saat usia mereka sudah diambang senja, janganlah kita menghardik, mencaci, memukul, serta perbuatan-perbuatan keji lainnya, mengucapkan kata “ah” saja terlarang sebagaiman dalam ayat diatas apalagi perbuatan-perbuatan yang lebih daripada itu. Dan yang patut dilakukan adalah berbicara kepada mereka dengan lemah lembut, sikap rendah diri, suara tidak melebihi suara mereka, dam itu semua adalah ahlak utama seorang anak.

“Rugilah, rugi sekali, rugi sekali, seseorang yang mendapati salah seorang dari kedua orang tuanya atau kedua-duanya sewaktu mereka sudah diambang senja, dan tidak memasukkan ia kedalam surga “(HR Muslim).

Sungguh sayang bahwa orang tua masih ada, apalagi sudah tua yang seharusnya dapat memasukkan dia kedalam surga, tetapi ternyata tidak dapat memasukkan dia ke dalam surga dikarenakan durhaka kepada mereka dan tidak berbakti kepada mereka. Betapa banyak manusia-manusia yang sampai begitu tega tidak menghormati orang tuanya bahkan memperlakukan mereka dengan perlakuan yang kasar dan menganggap mereka bagaikan pembantu rumah tangga yang siap melayani tuannya. Sungguh ironis sekali orang tua yang telah mendidik dan mengasuh anaknya dengan sekuat tenaga, ternyata sesudah besar begitu saja balas budinya.

Dan termasuk dosa besar bila seorang anak berbuat durhaka kepada orang tuanya. Rasulullah Salallahu Alaihi Wa Salam bersabda :

“Termasuk dosa besar ialah seorang yang mencaci maki orang tuanya. Seseorang lalu bertanya:’Mungkinkah ada seseorang mencaci maki orang tuanya?’ Jawab beliau :’Ada! Dia mencaci maki bapak seseorang lalu orang itu membalas memaki bapaknya. Dia mencaci maki ibu seseorang lalu orang itu membalas memaki ibunya”(HR Bukhari Muslim).


5. Hal yang diperbolehkan untuk tidak taat terhadap orangtua :

Bagaimana bila orang tua kita bermaksiat dan musyrik kepada Allah, apakah kita tetap harus berbuat baik terhadap mereka ? Islam memang menganjurkan untuk berbuat baik kepada orang tua secara umum, tetapi perlu diingat jika orang tua memaksakan kehendaknya untuk bermaksiat kepada Allah, maka hendaknya ditolak dengan lemah lembut dan penuh kesopanan.

“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kamu kembali, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”(QS Luqman : 15).

“Mendengar dan mentaati itu wajib bagi seorang muslim, menyangkut apa yang ia cintai maupun apa yang ia benci, selagi tidak disuruh untuk urusan maksiat. Kalau diperintah untuk maksiat maka tidak boleh mendengar dan tidak ada ketaatan”(HR Bukhari Muslim).